Hari ini saya tidak masuk kerja. Buat seorang guru, saya rasa tidak masuk adalah pantangan besar. Hal yang pertama dipikir adalah jumlah jam mengajar hari itu yang akan ditinggalkan. “Siapa nanti yang jagain kelas?” (guru apa satpam, hahahaha) “Anak-anak nanti gimana? (guru apa baby-sitter?” hahahaha lagi) dan yang terakhir “Dikasih tugas apa mereka?” (ini baru pertanyaan yang layak dari guru :P)
Well… yang namanya RPP atau Lesson Plan tentu ada tapi saya rasa ga semua rekan bisa saat itu juga mengiyakan untuk mengajar materi Lesson Plan saya. Hal yang instan tentu saja kasih tugas.
Dari keribetan di ataslah saya anti gak masuk dadakan. Tapi lain soal kalau sakit kayak hari ini. Sudah 3 hari tenggorokan saya sakit dan suara saya makin hilang. Dari suara yang ngebass, suara cowok, sampe hilang di hari ini plus batuk yang bikin capek semalem penuh, akhirnya suami saya bilang, “Nggak usah masuk hari ini.”
Sambil mengeluarkan berjuta alasan untuk masuk, akhirnya suami saya mengeluarkan kata pamungkasnya, “Terserah” ditambah balik badan dan kata itu adalah akhir dari sejuta alasan saya. Saya pun mengeluarkan ide untuk memberi tugas buat empat jam pelajaran yang saya tinggalkan.
Di hari istirahat saya ini, saya dapat kesempatan buat menghabiskan waktu bersama Mbok Ni yang bekerja untuk keluarga kami. Mbok NI biasa datang jam setengah 8 pagi dan pulang jam 3 sore sehingga saya jarang bertemu dengan beliau. Hari Sabtu-Minggu saya pun memberi kesempatan baginya untuk libur.
Mbok Ni yang melihat keletihan saya dan batuk saya yang cukup parah ini memutuskan untuk memijat saya sambil menunggu jemuran kering. Saya pun bersedia. Di sela-sela ia memijat saya, saya belajar sisi lain dari Mbok Ni. Ia bercerita tentang kakaknya yang sudah tidak menganggapnya sebagai saudara, rumahnya yang belum bersemen, suaminya yang buruh tani, sampai anaknya yang ingin tinggal mandiri.
Teman dekat saya, Tabita pernah kaget karena Mbok Ni tidak tau cara memasak Sarden. “Hari gini masak sih ada orang yang ga tau sarden.”, ungkapnya saat itu. Kurang lebih ketidaktahuan Mbok Ni terhadap sarden pun menjelaskan betapa sederhana hidup seorang Mbok Ni.
Dulunya Mbok Ni ini merupakan seorang buruh pabrik rokok hingga pensiun. Uang pensiunnya ia gunakan untuk membetulkan rumah, membeli TV, dan beberapa peralatan untuk rumah tangganya. Di malam hari, ia pun masih menjual jasanya sebagai tukang pijat dan memang pijatan Mbok Ni tidak kalah dengan beberapa salon yang saya kunjungi.
Dari sekian cerita, keluguan, dan kesederhanaannya, saya dapat merasakan perhatian Mbok Ni yang begitu besar buat saya. “Sampean iki kecapekan. Ketoro seko watuke. Podo karo bojo kulo sing telas usung-usung pindahan.” (Mbak itu kecapekan. Kelihatan dari batuknya. Sama dengan suami saya yang habis bantu-bantu pindahan). Begitulah analisis Mbok Ni terhadap kondisi saya saat ini. Dengan telatennya ia memijat saya dan berpesan supaya saya tidak sering keluar malam supaya tidak masuk angin.
Sekitar jam 3 sore, saya bilang pada suami saya untuk memberikan uang ekstra buat Mbok Ni karena memijat saya tentunya di luar job description beliau sebagai Asisten Rumah Tangga. Ia menolak dengan tegas. Dari sikap Mbok Ni, saya melihat betapa ia tulus melayani saya. Bukan hanya upah yang ia harapkan namun juga betapa ia berdedikasi melayani saya. Saya bahkan masih ingat ketika hari raya Idul Fitri, beliau memberikan ketupat sayur untuk keluarga kami. Melihat keterbatasannya, ia bahkan tetap dapat berbagi.
Hari ini saya kembali diingatkan soal dedikasi dan ketulusan. Dedikasi bukan diukur dari seberapa banyak kita diberi melainkan dari sikap hati yang mau memberi terbaik sesuai dengan kapasitas. Ketulusan pun melengkapi dedikasi sehingga di segala keterbatasan, kita dapat berfungsi secara maksimal. Jujur, terkadang saya masih menggunakan alasan ”tidak ada di job-desk“ ketika saya enggan melakukan tugas yang diberikan walaupun saya memiliki kapasitas untuk melakukannya.
Sungguh, saya bersyukur atas istirahat satu hari ini. Semoga esok batuk saya sudah pulih sehingga saya dapat berbagi dedikasi dan ketulusan 🙂