Di antara teman-teman saya yakin pasti sudah ada yang pernah nonton Stepford Wives. Ini film tahun 2004 sih tapi saya aja yang agak telat nontonnya karena baru nonton minggu lalu 🙂 Well, film yang dibintangi sama Nicole Kidman sebagai Joanna dan Matthew Broderick sebagai Walter dikisahkan adalah sepasang suami istri yang baru saja pindah ke kota kecil bernama Stepford. Joanna adalah seorang direktur pertelevisian yang sukses namun harus turun secara paksa karena rating acara-acaranya menurun drastis. Joanna yang gila kerja dan stress akhirnya diajak suaminya untuk pindah ke sebuah kota bernama Stepford.
Di kota inilah Joanna melihat kehidupan para istri yang terlalu sempurna sementara suami mereka juga sangat bahagia. Istri-istri di Stepford digambarkan tidak pernah terlihat berantakan. Mereka selalu cantik dengan floral dress yang menjadi trademark mereka. Selain itu urusan rumah tangga selalu beres. Setiap rumah rapi. Ketika Joanna melihat kehidupannya, ia sempat minder. Walaupun sukses dalam karir, Joanna bukanlah istri yang selalu tampil manis dan dapat mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga dengan baik. Joanna adalah wanita kosmopolitan yang tegas dan mandiri. Walter mengajak Joanna untuk menikmati Stepford. Joanna pun berusaha menjadi istri Stepford dengan mulai mengubah penampilan dan kebiasaan walaupun ia merasa itu bukanlah dirinya.
Ternyataaaa…
Ada yang bisa menebak?
Yup! Istri di Stepford ternyata dikendalikan dengan remote oleh suami mereka. Ternyata para suami di Stepford memiliki remote dengan nama istri masing-masing… Dengan remote tersebut para suami dapat mengendalikan istri mereka sesuka hati mereka. Ternyata setiap istri di Stepford sudah dipasang sebuah chip di dalam otaknya (Agak ngga masuk akal sih, hehehehe) dan chip tersebut dapat dikendalikan dengan remote. Walter bahkan sempat tergoda dengan ide ini untuk memasang chip pada otak Joanna sehingga Joanna menjadi istri yang sempurna di matanya. Joanna pun sempat bilang bahwa ia rela jika itu membuat Walter bahagia…
Singkat cerita, Walter tidak sebodoh suami-suami Stepford yang lain…
Well… Kalau pada penasaran nonton film ini, coba cari aja… Saya sendiri pinjem VCDnya di rental loh 🙂 Buat hiburan di malam minggu tanpa Mas Supri 😀
Mau tahu respon Mas Supri ketika saya ceritain film ini? Begini responnya,
“Ih… Kok aneh gitu sih?”
“Ya bagus kan… Adek mau tulis di blog ah…”
“Ngapain?”
“Ya engga, Sayang… Menurut adek sih bagus aja… Ya anggepannya adek sering memimpikan Stepford dalam kehidupan Adek…”
Nah, apa maksud saya dengan memimpikan Stepford? Bukan saya ekstrim pengen punya remote buat mengendalikan Mas Supri ya 😉 tapi seringkali saya merasa saya mengidamkan suatu kehidupan yang enak dan menyenangkan 🙂
Contohnya nih ya saat beberapa waktu lalu kami meluangkan waktu buat liburan saya bilang,
“Mas… Indah banget ya… Seandainya bisa kayak gini tiap hari… Bentar lagi kembali ke dunia nyata (baca: dunia pasca liburan) deh…”
Dan respon Mas Supri yang langsung membangunkan saya dari dunia mimpi khayalan,
“Ya ini juga dunia nyata kali, dek… Buktinya Ginger Tea kesukaan adek aja bisa abis. Kalo di dunia khayalan adek kan pasti selalu ada.” Jawab Mas Supri dengan penuh kesadaran di dunia realitas.
Sesaat saya mau protes sih kok nggak ngerti banget sih kalo saya lagi bahagia? Bilang iya aja napa? haha…
Tapi untung sesaat sehabis itu saya juga mikir betapa beruntungnya saya punya pasangan yang tidak memanfaatkan keadaan saya yang tidak sadar itu dengan membuat saya makin terlena, hihihihi.
Secara nggak sadar, saya sering berpikir alangkah indahnya kalau Mas Supri selalu manis dan nggak nyebelin. Alangkah indahnya kalau hari hujan di saat saya tidak ada di luar rumah. Alangkah indahnya kalau saat saya pesan makanan, semua ada dan disajikan dengan enak. Alangkah indahnya kalau saya tetap wangi, nggak bau jas hujan kalau saya harus pake jas hujan (atau bau bis kota, hehehe). Alangkah indahnya kalau semua murid saya manis-manis dan nggak bikin saya pusing (hahahahaha). Alangkah… alangkah… alangkah… sampe besok pun saya bisa nulis daftar alangkah saya…
Intinya, saya tertegur di saat itu. Menyukai atau menerima hal yang menyenangkan dan membuat kita tersenyum itu gampang banget. Tetapi mau deal sama hal-hal yang di luar kehendak kita itu yang susah. Nah, realitanya hal-hal di sekitar kita itu tidak selalu sama dengan kehendak kita. Di situ unik dan luar biasanya. Saya sendiri kalau ditawarin mau punya Mas Supri versi Stepford, saya akan menolak dengan tegas. Saya pasti OGAH! Warna-warninya pasti kurang dan perasaan menghargai hubungan juga saya yakin akan berkurang. Gimana engga? Lah secara permasalahan ngga ada, pasti hubungan akan baik-baik aja dan tanpa dijaga pun akan baik-baik aja. Lalu apa yang harus dihargai secara semuanya biasa aja?:)
Kesimpulannya saya mau Mas Supri versi Klaten aja deh secara itu realita yang luar biasa buat saya 🙂
Saya mendapat sebuah quote beberapa bulan lalu ketika saya tidak puas dengan orang-orang yang Tuhan taruh di kehidupan saya.
“God doesn’t give you the people you want, instead He gives you the people you need, to teach you, to argue you, to love you, and to make you exactly the way you should be.”
Percaya deh,
We can always be happy with our perfect partner…. and they are perfect just the way they are!
Sweet Regards,
Tiara