Baiklah… Ada yang tahu kenapa saya menulis tentang permen, air, dan tissue untuk blog weddingku kali ini?
Hmm… mungkin untuk teman-teman kerja yang menjadi homeroom teacher dan besok akan membagikan mid semester tahu mengenai hal ini…
Ketiga benda ini sudah saya siapkan di meja pertemuan dengan orang tua besok. Permen untuk pemanis suasana, air sebagai penenang dan pelepas dahaga. Sementara tissue disiapkan untuk berjaga-jaga jika sampai air mata ada. Sebagai seorang guru, saya menganggap orang tua dari setiap siswa saya adalah partner bekerja saya. Bagaimana tidak? Ketika saya bertanggungjawab atas kehidupan mereka di sekolah, sedikit atau banyak saya pun juga harus mempertanggungjawabkan kehidupan mereka di rumah. Satu yang tak kalah penting, komunikasi harus terjalin dua arah. Bukan satu arah.
Hal yang hendak saya jabarkan sebenarnya bukan trik dan kiat dalam berkomunikasi dengan orang tua sih… (Saya aja masih belajar! hehehe. Kalau saya sudah berhasil, nanti saya bikin blog pendidikan deh :D) Namun bagaimana kita menjadi permen, air, dan tissue bagi pasangan kita 🙂
Bagian yang pertama ingin saya bahas adalah permen. Beberapa murid saya sering datang ke kelas hanya untuk meminta permen. Kalau saya tanya buat apa… Biasanya mereka bilang supaya ga ngantuk di pelajaran yang akan mereka ikuti. Permen adalah makanan ringan, praktis, kecil, namun memberikan rasa ketika kita memakannya. Rasa yang dihadirkan pun bermacam-macam. Ada yang manis, asam, pedas, ataupun beranekarasa… Tapi satu yang saya tahu, apapun rasanya pasti tetap enak dan menimbulkan sensasi bagi indra perasa kita yang menimbulkan sensasi nyaman bagi kita.
Nah, sama juga ketika kita memberikan sensasi tersebut terhadap partner hidup kita. Terkadang kami berusaha melakukan hal-hal yang menyenangkan untuk membuat hubungan kami semakin manis. Kami pernah menonton Disneyland on Ice dan berniat untuk nonton Moscow Circus walaupun akhirnya ga kesampaian gara2 kesibukan kami. Biasanya setelah nonton, kami selalu meluangkan waktu untuk makan bersama kemudian ngobrol. Saya menyebutkan dengan istilah food talk… 🙂 Kegiatan yang beranekaragam ini menimbulkan sensasi yang macam-macam pula namun secara keseluruhan, menimbulkan sensasi nyaman bagi kami 🙂 Lewat berbagai kegiatan yang menyenangkan ini, membuat kami makin mengenal dan dekat satu dengan yang lain.
Untuk air sebagai fungsi yang melegakan, saya rasa Mas Supri adalah tipe yang memiliki karakteristik seperti air. Tenang dan melegakan (khususnya buat saya yang emosional dalam perasaan ;)) Contoh nyatanya sih ya beberapa hari yang lalu saat saya langsung ngambek begitu Mas Supri dan adik saya yang super duper jahil isengin saya dan menurut saya itu nyebelin… Saya yang waktu itu ketiduran, terbangun di subuh hari dan membaca smsnya buat saya yang berbunyi: I do not want in your back…
I wish I always beside you dear… Walk together in God`s way… Luv you 🙂
Jujur ya… kedongkolan saya malam sebelumnya langsung sirna (Ya ampun apa dasarnya saya ya yang gampang banget dirayu ;)) ya at least, Mas Supri berhasil menjadi air buat saya di tengah hari yang melelahkan itu dan membuat awal hari saya lebih ceria 😉
Sementara yang terakhir adalah tissue. Sebelum tissue digunakan, biasanya bentuknya indah (contohnya tissue Paseo di samping laptop saya saat ini) tapi setelah digunakan bentuknya amburadul. Dalam konteks kehidupan saya, paling identik tissue itu dengan air mata. Yup! menurut saya pasangan yang baik adalah pasangan yang bisa menjadi tissue bagi pasangannya, yang dengan setia mau membantu untuk menghapus dukacita yang ada. Untuk yang satu ini, ketika saya menangis atau sedang bersedih, saya sering merasa empati Mas Supri itu kurang buat saya. Kata-katanya buat saya ga terlalu banyak.
Satu hal yang paling sering dia minta buat saya lakukan adalah tersenyum (bahkan saat ban saya kempes dan telat masuk sekolah). Ketika saya sedang sadar (seperti saat ini :D) saya tahu bahwa Mas Supri itu berbeda dengan saya yang bisa mengutarakan penghiburan dan empati dengan kata2 (Apalagi setelah melihat hasil psikotestnya yang menyatakan kemampuan linguistiknya :D) Untuk yang satu ini, dia dengan setia akan mendengarkan saya walaupun komentarnya menurut saya lempeng2 aja… Namun ternyata komentarnya yang lempeng ini membuat saya mampu berpikir objektif dan tidak emosional. Kadang saya komplain juga, dan dia bilang akan berusaha untuk berubah lebih baik dan juga mengerti saya. Tentunya dengan catatan di kepala saya, saya pun juga harus mengerti bahwa Mas Supri menjadi tissue buat saya dengan caranya sendiri.
Saya yakin bahwa setiap pasangan pasti memiliki permen, air, dan jenis tissue yang berbeda. Namun, apapun jenisnya, usahakanlah untuk selalu menjadi permen, air, dan tissue yang terbaik bagi pasangan kita.
Permen dinilai bukan dari harganya, melainkan kualitas rasanya.
Air dianggap baik bukan pula dari harganya, melainkan dari kualitas kemurniannya.
Tissue dicap baik bukan juga dari harganya, melainkan dari kualitas kuatnya menahan diri dari koyakan benda cair.
Selamat menjadi permen, air, dan tissue! 🙂